Gratis Baca Cerita Sex 2019, Cerita Seks Bergambar Hot Terbaru, Cerita Mesum Selingkuh, Cerita Ngentot Tante, Cerita Dewasa Seru, Cerita Tante Girang, Cewek Sange, Foto ABG, Foto Bokep.

Cerita Sex Mesum Dan Nakalnya Mbak Rina Saat Digoyang Di Ranjang

Cerita Dewasa Terbaru 2016 - Cerita Sex Ngentot Mbak Rina - Paginya ternyata bi Rina juga bangun agak kesiangan, kecapekan juga. Benarnya Roy mau ngebetot lagi, sayang ada si Ucil. Bibinya setelah selesai sarapan, minta diantar ke kota, mau beli pil KB, buat jaga – jaga katanya, walau pakai alat KB, tetap lebih baik berjaga. Di puskesmas di balai warga sebenarnya ada dan bisa beli pil KB, tapi nggak mungkin bibinya membeli di sana, bisa geger dunia persilatan…eh salah…maksudnya bisa geger warga kampung sini, kalau bibinya yang menjanda melenggang santai ke Puskesmas untuk membeli pil KB.

Cerita Ngentot Mbak Rina Horny Saat Digoyang Di Ranjang

Cerita Sex Mesum Dan Nakalnya Mbak Rina Saat Digoyang Di Ranjang
Cerita Sex Mesum Dan Nakalnya Mbak Rina Saat Digoyang Di Ranjang

Cerita Sex - Akhirnya mereka berangkat, si Ucil diajak juga tentunya, bocah itu juga tak’kan paham apa yang akan dibeli ibunya. Agak siangan mereka sudah sampai, bibinya segera ke kebun seperti biasa. Ucil mengajak Roy ke rumah abahnya, ya sudah Roy mau saja.
Hampir 2 minggu Roy melakukan hubungan sex sama bi Rina, sudah bisa dibilang mahir dan mampu memuaskan bibinya. Hari ini Ucil tak di rumah, dijemput abahnya, diajak kondangan ke saudara di bandung, pulangnya besok sore.
Dari pagi Roy ikut bibinya ke kebun, tapi baru sebentaran di sana sudah terus colek – colek bibinya minta pulang. Nggak tahan mau nyodok lagi. Hari ini bi Rina memakai kaos dan celana selutut.Akhirnya bi Rina nyengir memaklumi kemauan keponakannya yang lagi doyan – doyannya, belum siang mereka sudah pulang. Bibinya masuk ke rumah, menuju kamar.
Roy yang sudah ngaceng beRina, segera memasukkan motor ke dalam rumah, menutup pintu asal rapat tanpa menyadari belum terkunci, dengan semangat 45 segera ke kamar bibinya. Bi Rina baru juga membuka baju kaosnya, hanya menyisakan BH, Roy sudah menomploknya merebahkannya ke kasur. Bibinya tertawa kecil…
”Sabar atuh Den, semalam kan sudah sampai 3 kali, masa sekarang belum tengah hari sudah minta lagi….doyan amat sih ponakan bibi ini.”
”Namanya juga anak muda masih semangat. Lagian memang bi Rina sangat menggoda sih.”
Roy segera memendamkan wajahnya di antara belahan tetek bi Rina, menciuminya, wangi dan harum, aroma wangi tubuh dan sabun bercampur satu dan memabukkan. Tangannya segera meremasi BH bibinya, tak lama, sebentar saja, tangannya tak sabaran segera melucuti paksa Bh bibinya. Kini ia asik mengulum dan memainkan pentil bibinya, menghisapnya kuat – kuat.
Bibi Rina sampai kelojotan. Keponakannya ini benar – benar murid yang pandai, sebentar saja sudah mahir mengetahui juga lihai memainkan titik – titik sensitifnya. Mampu secara kreatif mengembangkan potensinya. Tangan bi Rina menyusup ke balik celana pendek Roy, mulai meremas – remas kont01 Roy.
Dengan cepat akhirnya keduanya kini sudah tak berbusana lagi, Roy masih di atas menindih bibinya, mengangkat lengan bibinya, menciumi dan menjilati rimbunan keteknya, enak dan harum. Bibinya masih asik mengocok kont01nya, karena sudah tak tahan, Roy menurunkan pantatnya sedikit dan…blesss…kont01nya menerobos m3mek bibinya. Kini Roy sudah tak culun lagi, sudah pandai menjaga tempo.
Ia mulai memompa dengan semangat, kaki bibinya terkangkang lebar, Roy menyodokkan kont01nya, kuat dan bertenaga serta sedalam mungkin. Tetek bibina bergoyang nafsuin. Gemas banget Roy melihatnya, ia dekatkan mulutnya, menghisap pentil itu kuat, sodokannya makin kuat, hampir 3 menit lewatt, masih tetap menghisap kedua pentil tetek bibinya secara kuat dan bergantian juga menyodok dengan cepat dan konstant, efeknya bibinya mendesah kuat dan penuh gairah…
”Aaahh…..Ssssshhh…..lagiii ii….”
”Huahhhh….ooohhhh……Wooow www…”
”Yessss……”
Tubuh bi Rina menggeliat dan mengejang kuat, menyemburkan cairan orgasmenya, sebenarnya Rina juga heran di awalnya, dulu sama suaminya yang bejat, sulit sekali ia orgasme, tapi sama keponakannya ini, sangat mudah dan sering, mungkin karena ia sendiri enjoy dan menikmati semangat Roy yang penuh gairah tanpa surut. Roy tak memperdulikan bibinya yang masih lemas, makin mantap menyodokkan kont01nya, mata bi Rina merem – melek menrima gempuran sodokan kont01 Roy, tangannya memeluk eRina pundak Roy.
Sementara kedua insan ini masih seru memacu birahi, Bi Lasmi melongok melalui hordeng yang sedikit terbuka di pintu depan, motornya ada, kenapa dari tadi tak ada yang menjawab, masa si Rina sama Roy jam segini sudah tidur siang. Penasaran ia memutar gagang pintu…tuh ceroboh sekali tak dikunci, mana ada motor, nanti digondol maling lagi. Perlahan ia masuk dan menutup pintu, menguncinya.
Memandang sekeliling…sepi amat sih. Oh ya, si Ucil kan ikut si Abah, tadi pagi Rina sempat ngomong waktu ketemu di kebun. Ah paling adiknya lagi tiduran di kamarnya. Yakin dengan perkiraannya, Lasmi segera menuju kamar adiknya, sambil berseru..
”Rina, teteh minta kecap dulu dong, nanggung lagi masak, tadi ke warungnya si Ros, tapi tutup, lagi belanja ke pasar, makanya minta sedikit ke…APA…?”
Lasmi membelalak, saat menyingkap gordeng yang menutup kamar adiknya, ia mendapati pemandangan yang tak pernah ia duga atau bayangkan. Keponakannya Roy sedang menindih adiknya Rina, keduanya tanpa busana. Matanya terbelalak memandangi keduanya bergantian.
Rina dan Roy diam membatu, kont01 Roy masih menancap di m3mek bibinya. Terkejut sekali tentunya, situasi amat memojokkan mereka, mau ngomong apapun posisi mereka sangat nyata sedang melakukan hubungan yang terlarang. Rasanya mulut mereka terkunci rapat sulit menjelaskan. Setelah lama terombang – ambing dalam kesunyian yang menegangkan, rasa keterkejutan sudah berkurang, pikiran mulai mengalir kembali…
”Eh…teteh…eh…a..anu…”
”Bi…eng bi Las…Lasmi, De..Roy bi….bisa jelas…jelaskan…i…ini sa..salah Roy.”
Lasmi masih terkejut, dalam pikirannya, ampun Rina, banyak lelaki yang mengejar kamu, mau memperistri kamu, tapi kenapa kamu malah memilih ngewek sama…ke…keponakan kita, Roy ? Harus ada penjelasan yang masuk akal, karena saat Lasmi memrgokinya, walau sesaat saja, jelas keduanya melakukannya dengan sukarela, tak ada pihak yang terpaksa.
Dia duduk di pinggir ranjang, masih terkejut, semuanya diam, akhirnya Lasmi bisa menguasai diri. Rina sudah mendahului bicara. Saking tegangnya, Roy sampai lupa mencabut kont01nya.
”Teh…nanti Rina pasti jelaskan, ada alasan yang membuat Rina melakukan hal ini.”
”Rasanya tak perlu kamu jelaskan. Teteh bisa membaca pikiranmu. Selama ini teteh dan teh Santi sudah mengerti kalau kamu memang trauma sama perkawinan, tapi juga butuh pelampiasan…Cuma kenapa sama si Roy..?”
”Awalnya tak pernah terencanakan, terjadi begitu saja dan tak bisa dihindarkan….”
Lasmi diam saja, saat itu Roy baru sadar masih posisi menancap, ia mencabut kont01nya, bergulir ke samping bi Rina. Mata Lasmi sempat memandang kont01 Roy, dan sama seperti Rina dulu kala pertma kali melihat kont01 Roy, Lasmi juga terkesiap. Sebenarnya Lasmi juga belakangan ini selalu uring – uringan, iyalah…suaminya yang pelaut, kalau melaut waktunya selalu lama,kalau berlabuh cuma sebentar, tentu saja ia kurang terpuaskan. Mana terakhir ia ngewek hampir setengah tahun yang lalu, suaminya juga masih lama pulangnya.
Matanya memandang kont01 Roy dengan raut kepingin. Tak heran kalau Rina sampai mau melakukannya sama keponakannya ini pikir Lasmi. Dia mulai bergairah dan merasakan denyutan pada m3meknya. Kalau tadinya hal ini hanya menjadi rahasia Rina dan Roy berdua…kini sudah saatnya menjadi rahasia mereka bertiga. Tapi keduanya harus dihukum dulu. Rina dan Roy masih tegang menunggu reaksi Lasmi selanjutnya, makin tegang melihat Lasmi yang sedang serius berpikir. Untunglah Lasmi kembali berbicara…
”Kalian…selesaikan apa yang sedang kalian perbuat…”
”HAH…?” Rina dan Roy mengucapkan keheranan mereka berbarengan, melongo bingung menatap Lasmi minta penjelasan lebih lanjut.
”Kenapa ? kalian dengarkan. Lanjutkan saja apa yang sedang kalian perbuat.”
”Ta..tapi teh…nggak mungkinlah…di di depan teteh.”
”Mungkin saja, kenapa malu ? Untuk apa ? Melakukannya sama keponakanmu kamu bisa nggak malu, apa bedanya sekarang ?”
”Ti…tidak…Rina nggak mau. Ini lain soal.”
Roy hanya diam saja, bingung dan nggak tahu harus ngomong apa. Akhirnya Lasmi menggetokkan palu terakhir, final….
”Baik…kalau begitu bersiaplah…teteh akan membicarakan hal ini ke Santi…ya tetehmu Rina, dan juga ibumu,Roy. Dan teteh yakin kalau Santi tak akan senang dan bisa menerima hal ini. Bagaimana…?”
Roy sangat terkejut. Gila…mampus deh…..wah nggak bisa begini, ia akhirnya membuka suara.
”Sudah bi Rina, kita teruskan saja. Daripada berabe.”
”Ta..tapi Den…i…itu…”
”Sudah…tenang saja, ayo, santai saja.”
”Kamu dengarkan Rina, Roy benar, daripada berabe. Lagipula teteh sudah berbaik hati mau membiarkan kalian menuntaskan ngewek kalian yang terputus menddak tadi.”
Akhirnya Rina siap melanjutkan, canggung rasanya. Roy walau tadi terkejut, tapi kont01nya masih ngaceng, maklum tadi dalam posisi tempur dan terangsang beRina. Rina kembali berbaring, melebarkan kakinya dengan agak ragu. Roy sudah di atasnya, beda dengan Rina, Roy tak ada keraguan, kalau bi Lasmi bilang teruskan dan ia tak akan mengadukan hal ini ke ibunya, ya sudah, teruskan saja. Duniasex ABG
Blesss….kont01nya dengan cepat sudah menerobos, mulai memompa. Roy sih tetap semangat, cuma Rina sudah kehilangan selera. Jadilah ini pergumulan satu arah. Kont01 Roy menyodok dengan mantap. Mulutnya juga mulai menciumi dan menghisapi pentil bi Rina. Nafsunya sudah kembali normal, seakan jeda yang menegangkan barusan tak pernah terjadi.
Lasmi duduk menyaksikan, duduk manis di pinggir ranjang, dekat kaki pasangan yang sedang bergelut itu, sedikit demi sedikit gairahnya naik, menyaksikan kont01 keponakannya yang gede itu menerobos m3mek Rina, memompanya keluar masuk membuat m3mek Lasmi mulai basah, tangannya perlahan menyingkap kainnya, kini asik mengelus CD-nya yang tebal, perlahan lalu makin cepat, akhirnya tangannya enyusup ke balik Cd-nya, mulai asik mengelus belahan m3meknya. Merasa kurang nyaman, ia lepskan CD-nya. Melepas kainnya.
Lasmi di usianya yang ke 40 juga masih menggairahkan. Bodynya memang sedikit lebih montok dan berisi, tapi tetap tperutnya juga Rinaa, nyaris tanpa timbunan lemak yang berarti. Kakinya mulai ia kangkangkan, m3meknya juga sama seperti saudaranya, ditumbuhi jembut yang lebat samapi ke belahan pantatnya, tangannya mulai mengelus belahan m3meknya yang sudah basah, segera saja belahan itu mekar, menampakkan lobang m3meknya yang merah. Jarinya masih asik hanya mengelus. Rina dan Roy masih belum sadar dengan yang sedang dilakukan Lasmi.
Lama – lama karena sodokan kont01 Roy, Rina mulai On lagi, desahannya mulai terdengar kembali. Roy menjilati lehernya, memompa kont01nya kuat – kuat, terasa sangat mentok di m3meknya, jilatan Roy juga sangat merangsangnya. Bi Rina menggelinjang kegelian, rasa nikmat makin menjalar ke seluruh tubuhnya. Geli dijilati, enak disodok di bagian m3mek. Tanganya memeluk pundak Roy kuat…
”Awww….Den….geliiiiii ”
”Oooohhhh….Owwwww…..Sshhh. ..”
”Dikiiiitttt…….laaaggiiiii ….Aaaaahhhh….”
Tanpa ampun bi Rina kembali jebol, Roy jadi makin bergairah, senang karena bi Rina kembali menikmati pergumulan mereka. Roy sebenarnya mau ganti posisi, tapi malas, ada bi Lasmi…mendingan cepat tuntaskan saja yang sekarang.
Lasmi mulai menyodokkan jarinya ke lobang m3meknya, dikocoknya dengan cepat, tangan yang lain mulai memainkan dan mengelus it1lnya yang besar dan menonjol, memainkannya dengan ujung jari jempol dan telunjuk, cepat dan konstant, menahan desahannya agar tak terdengar.
Makin naik gairahnya…Aaahh…Ssshhh…. enak…rasa nikmat yang sangat, ditambah melihat adegan yang terjadi di depan matanya. Saat ia melihat dan mendengar Rina mendesah kuat terakhir tadi, nafsunya jadi naik. Makin cepat jemarinya beraksi….Ooooohhhhhhh….ia menekan bibirnya kuat, menahan agar suara desahannya saat orgasme tak terdengar.
Rina mengangkangkan kakinya selebar mungkin, sudah kepalang enak, sebodoh amatlah sama teh Lasmi,eh di mana dia….ia agak mengangkat bahunya…lho….lho….ngapai n teh Lasmi, ke mana kain dan Cd-nya…lagian dia kok lagi mainin m3meknya pakai jarinya sendiri. Seketika otak Rina seperti diterangi cahaya terang…sialan…pikirnya..te h Lasmi ngerjain aku sama Roy. Saat itu teh Lasmi sedang asik bermasturbasi, matanya terpejam. Rina menarik kepala Roy, mendekatkan kuping Roy ke mulutnya, ia segera membisikkan sesuatu, Roy masih tetap memompakan kont01nya. Roy mengangguk.
Lasmi sudah lupa dengan Rina dan Roy, ia asik bermasturbasi sambil terpejam, hal yang biasa ia lakukan di rumahnya sendiri, kalau sudah bergairah dan orgasme,ia makin asik menikmati pemainan jarinya. Tiba – tiba ia merasakan tubuhnya seperti ditarik merebahkannya. Siapa….Roy yang menariknya…walau kuat tapi tetap lembut. Rina nampak sedang mengaso berbaring memulihkan tenaga.
Dengan cepat Roy segera beraksi, mulutnya langsung menyasar daerah selangkangan bi Lasmi, tanpa sungkan lagi mulutnya dengan ganas menciumi m3mek bi Lasmi, aromanya enak. Bi Lasmi yang sadar kalau sekarang gilirannya telah tiba, mengangkangkan kakinya. Lobang m3meknya menganga jelas. Roy segera menjilatnya dengan rakus, Lasmi mendesah Lidah Roy segera menjilati it1lnya yang besar, menggoyangkannya dengan cepat membuat bi lasminya kelojotan.
Melihat lobang m3mek bi Lasmi yang sangat merangsang, Roy segera mempersiapkan jari telunjuk dan jari tengahnya, menyodok lobang m3mek itu dengan cepat, Lasmi kelabakan. Sementara Roy menggarap m3meknya, Lasmi dengan cepat melepas kaos dan BHnya, keteknya juga rimbun, dan teteknya jauh lebih besar dari tetek Rina. Tentu Roy belum sadar, masih sibuk bergerilya di bawah sana. Bi Lasmi meremas teteknya dengan tangannya sendiri
Rina melihat Roy sedang gantian mengerjai bi Lasmi…dasar teteh…padahal kepengen, pakai acara nakutin segala. Gairah Rina mulai naik lagi. Ia mendekat ke arah tetehnya. Memang kalau gelombang seks sudah memancar, kadang pengertian yang paling mustahilpun akan timbul, tanpa perlu diucapkan lagi, pelakunya bisa memahami niat dan kemauan yang lain. Rina mulai meremas tetek Lasmi.
Lasmi diam saja tak protest, tangan Rina mulai memilin pentilnya yang sudah mengacung, dia sudah sering melihat tetehnya ganti baju, tapi tetap saat ini ia megagumi betapa besar dan kenyalnya tetek tetehnya. Mulutnya mulai menghisap pentil teh Lasmi.menjilati dan menggoyangnya dengan lidahnya. Lasmi makin kelojotan, tangannya menarik lembut pantat Rina, mengarahkannya m3mek Rina ke mulutnya, dia belum pernah menjilat m3mek perempuan, tapi tak sulit, tinggal melakukan seperti yang dilakukan suaminya dan kini Roy pada m3meknya sendiri.
Lidah Lasmi mulai menyapu m3mek Rina, m3mek Rina kemerahan karena baru disodok Roy, juga belahannya dalam posisi mekar. Lidahnya mulai menjilati it1l Rina. Awalnya canggung, tapi makin lama makin terbiasa, buktinya Rina di tengah kesibukannya menghisap pentil Lasm mulai mendesah.
Roy terlalu konsent bermain dengan m3mek bi Lasmi, tak menyadari bi Rina telah bergabung, saat ia mendongakkan kepalanya sedikit…ya…ampuun….ini.. .ini….terlalu hot buat dirinya. Gilaaaa…tetek bi Lasmi….kont01nya berdenyut, ngaceng dengan keras sekali. Makin ganas menyerang m3mek bi Lasmi. Lidahnya makin cepat menggoyang it1lnya demikian sodokan jarinya. Lasmi menggoyang pantatnya, desahannya tertahan keasikannya menjilati m3mek Rina.
Akhirnya bi Lasmi tak tahan, pantatnya terangkat, badannya mengejang….awww…orgasme yang dashyat baru saja menghantamnya.
Roy segera berhenti memainkan mulut dan lidahnya. Karena posisi bi Lasmi agak di pinggir ranjang, Roy menarik pelan kaki bi Lasmi, menjuntaikannya menggantung di pinggir tempat tidur. Roy turun berdiri di pinggir tempat tidur….blesss kont01nya menerobos m3mek bi Lasmi. Bi Lasmi bergetar, tubuhnya serasa luluh lantak saat kont01 keponakannya menghujam tadi…gilaaaa….penuh dan terasa sesak di m3meknya.
Roy segera memulai pompaannya, ia condongkan badannya, mulai meremas tetek bi Lasmi, mainan baru bagi Roy. Buseeet….kalah deh bi Rina, Roy membatin. Ia meremasnya kuat – kuat, pentilnya gede sekali. Gemas Roy memilinnya. Karena Roy mulai sibuk memainkan tetek bi Lasmi, Bi Rina mengalah, berhenti menghisap tetek teh Lasmi. Kini bibirnya berganti haluan mencium bibir Roy. Roy makin cepat saja menyodok m3mek bi Lasmi, membuat bi Lasmi mengimbangi dengan ikut menggoyangkan pantatnya.
Lasmi makin asik saja menjilati it1l adiknya, Rina, bahkan jari tengahnya sudah sedari tadi menyodok lobang m3mek Rina. Lidahnya menggoyangkan dan menghisap pelan it1l adiknya itu. Rina yang posisinya agak nungging karena mecondongakan tubuhnya untuk kemudian asik berciuman dengan Roy mulai kewalahan. Pinggulnya bergoyang liar, mengejang…lalu orgasme.
Setelah Rina orgasme, Lasmi menghentikan kegiatannya, konsentrasi pada sodokan Roy yang makin lama makin enak. Rina berhenti mencium Roy, terkapar berbaring, kecapekan. Kini Roy melawan Lasmi. Roy langsung menghisap pentil bi Lasmi, mantap banget, sangat kuat ia menghisapnya, bi Lasmi sampai mendesah kuat, belum lagi sodokan keponakannya itu makin bertenaga, ia mendesah, mengangkat lengannya ke atas, menikmati serbuan nikmat. Roy terpesona memandang rimbunan ketek bi lasmi, mulai menciumnya dengan ganas sambil menjilatinya bergantian, pompaan kont01nya sudah sangat cepat.Bi lasmi makin kewalahan…
”Aaahh…..Pelaaaaannn….diki iitttt…”
”Ooooh….janggaaaannnn dipelaniiiinnnn…..”
”Ughhhh….ampuuunnnn…..Awww ……”
Bi Lasmi pun menggelepar penuh kenikmatan…ternyata keponakannya sungguh hebat. Roy mulai menciumnya dengan ganas dan panas, bi Lasmi tanpa sungkan melaRoy, lidah mereka saling beradu, tapi tekhnik Roy belum maksimal, ciuman bi Lasmi jelas lebih tinggi tekhniknya, ia menyedot lidah Roy membuat Roy serasa melayang, nyaris lepas kendali, untung tak lama kemudian bibinya melepas ciumannya, Roy samapai megap – megap….Awas ya…pikir Roy, ia bertekad membalas, sodokannya kini sudah amat sangat cepat,membuat bi Lasmi merasakan sensasi yang tertinggi, belum pernah m3meknya disodok dengan secepat dan seganas ini, apalagi kont01 Roy sangat memenuhi m3meknya.
Ada yang merenggangkan kaki Roy, Roy melirik, ternyata bi Rina yang sudah merasa segra kembali berjongkok di bawah selangkangan Roy yang sedang berdiri sambil menyodok bi Lasmi. Bi Rina mulai menghisap dan menyedot biji pelernya, tentu saja menyesuaikan dengan ritme gerakan pompaan dan sodokan kont01 Roy. Sintiiiingg…..enaknya tak terkira, sambil tetap asik menyodok bi Lasmi, bijinya diemut sama bi Rina, Roy merasa dirinya menjadi manusia paling berbahagia di bumi saat ini.
Tapi ketahanan Roy juga ada batasnya, seiring sodokannya yang makin kuat, ia merasakan denyut nikmat pada kont01nya, ia hujamkan sedalam mungkin kont01nya. Bi Lasmi nampaknya sadar Roy ma ngecret segera berucap…di dalam saja…di dalam saja. Bi lasmi bergetar saat pejunya menyemprot kuat…..selesai…dan melelahkan. Bi Rina masih asik menghisap biji pelernya, membuat dengkul Roy makin lemas. Roy segera mencabut kont01nya.
Bi Rina dengan rakus segera memburu kont01 Roy, menjilati sisa peju yang menempel. Setelah Bi Rina menuntaskan jilatannya yang terakhir Roy segera menghempaskan diri ke atas kasur. Sangat lelah saat ini. Hanya bisa berdiam diri. Bi Rina juga bergabung tiduran di atas ranjang. 3 orang tanpa busana tergeletak lemas penuh kepuasan. Roy masih diam saja, menengarkan bi Rina dan bi Lasmi yang mulai bercakap…
”Ih teh Lasmi jahat, nakut – nakuti saja, padahal juga mau…dasar.”
”Awalnya sih nggak begitu. Tapi kont01 Roy sangat menggoda, akhirnya aku terangsang.”
”Terus bagaimana komenter teh Lasmi.”
”Ya puaslah, tapi….”
”Tapi apa teh…?”
”Belum puas banget…Rina, malam ini Roy menginap di rumah teteh saja ya.”
”Huh maunya…nggak, teh Santi kan menitipkan Roy menginap di sini.”
”Ya…jangan begitu dong…suami teteh masih lama berlayarnya..”
Mana rela Rina membiarkan jagoannya dibajak sama tetehnya. Lagian tadi teh Lasmi sudh tega menakuti mereka. Akhirnya Rina berkompromi.
”Teteh saja yang nginap, Ucil kan lagi pergi sama abah.”
”Ya sudah, tapi nanti banyakkan teteh ya, kan kamu sudah puas, sedang teteh baru hari ini.”
”Terserah teteh saja.”
”Iya…teteh mau ngerasain keponakan teteh sendirian, mungkin masih bisa maksimal lagi kemampuannya.”
Roy yang menjadi object hanya diam, selain masih lelah, juga ia sedang berpikir…gilaaaa….beruntun g banget dirinya hari ini. Bi Lasmi jelas – jelas masih cantik dan juga nafsuin, ia bisa ngewek bi Lami tanpa terduga….sangat beruntung. Akhirnya semua membersihkan diri, nggak melanjutkan lagi, walau jarak rumah di sini renggang – renggang, teta nggak enak sama tetangga, siang – siang rumah terkunci rapat. Akhirnya bi Lasmi pulang, mau pinjam kecap…malah dapat saos putih kental……..
Malamnya bi Lasmi menginap, sore – sore sudah datang. Rumahnya paling dititipin sama tetangga yang juga ikut bekerja d kebun. Bi Lasmi ikut makan di sini, setealah makan, mereka bersantai. Roy asik menghisap rokok di dekat pintu sambil ngopi, baru SMS mamanya, sekedar say hello dan mengabarkan kalau ia betah di kampung.
Kalau mamanya masih kurang suka ia merokok, beda sama bibi – bibinya, di kampung sini mah sudah wajar saja. Bahkan bi Lasmi sesekali merokok, seperti sekarang. Bi Lasmi asik ngobrol sama bi Rina sambil menonton TV. Keduanya memakai busana kesukaan Roy, kain dan kutang model kampung.
Lumayan seru obrolan mereka. Tak lama bi Rina ke kamar mandi, keluar lagi, masuk kamar seprti mengambil sesuatu di lemari, lalu kembali ke kamar mandi. Agak berapa lama ia keluar, menghampiri tetehnya, sambil nyengir campur sedikit BeTe bi Rina berbicara…
”Wah..sepertinya teh Lasmi memang beruntung, aku baru dapat tamu bulanan. Nasib…”
”Ya..mau gimana lagi Rina.”
”Tapi sudahlah…teteh nggak usah pulang sudah terlanjur, nginap saja.”
”Iya…takut amat si Roy dibawa kabur sama teteh hehehe.”
”Nggak kok teh. Ya sudah, hitung – hitung teteh mengejar ketinggalan teteh.”
Bibi lasmi terkekeh geli, setelah puas tertawa, ia berbicara kepada Roy yang masih asik bertengger di pintu, kayak burung saja bertengger hehehe.
”Den sudah dengar kan, nanti malam tidur sama bi Lasmi ya.”
Roy hanya mengangguk saja, baginya tak masalah, baik bi Rina maupun bi Lasmi sama – sama yahud kok, ada kelebihan tersendiri. Bahkan kini ia bisa memuaskan diri bermain berdua sama bi Lasmi, kalau tadi siang kan keroyokan, nanti malam bisa puas ngewek berduaan. Keduanya masih asik menonton TV, sambil ngobrol, Roy tak mendengar apa obrolan mereka, tapi yang pasti mereka nampak gembira, cekikikan terus. Roy menyalakan sebatang rokok lagi. Sambil menghirup kopi, santai, mengumpulkan energi.
Akhirnya jam 7 Roy menaruh gelas kopinya yang sudah habis, menutup dan mengunci pintu, sambil memeriksa jendela. Seelah semua diperiksa dia duduk bergabung menonton TV, bi Lasmi lagi ke WC, jadi Roy mengambil tempatnya di sofa panjang, kini Roy duduk berdampingan sama bi Rina. Ketika bi Lasmi kembali, ia duduk di sofa kecil. Mereka menonton TV, sesekali mengobrol ringan. Jam 8-an Roy mulai merasakan bergairah kembali, acara TV juga tak menarik. Ia berucap…
”Bi Lasmi..eh anu…Roy mau netek dulu ya sama bi Rina, habis sudah kebiasaan, nggak enapa kan ?”
”Sama bi lasmi juga bisa kan, tapi sudahlah, sesukamu.”
”Ya..bi Rina…eng..boleh kan.”
” Dasar deh si Roy, tadi nanya dulu ke bi Rina, baru ngomong ke bi Lasmi, tapi kamu cuma bisa netek saja ya…ayo sini.”
Roy mendekat, memojokkan bi Rina, kini bi Rina posisi kepala bi Rina bersandar di atas pinggiran sofa. Roy menurunkan kutangnya, segera asik menetek dan menghisapi pentil bi Rina. Roy membandingkan, saat sedang datang bulan pentil bibinya kelihatannya lebih membesar. Juga nantinya Roy baru tahu waktu bibinya memberitahu, kalau wanita lagi datang bulan sebenarnya nafsunya justru meningkat.
Tapi ya itu, tetap nggak bisa disodok, hanya orang yang tak sabaran saja yang nekad menyodok orang lagi palang hehehe. Roy sangat menikmati menetek di teteknya bi Rina, ia menghisapnya kuat, sambil sesekali menggoyangkan pentil itu dengan lidahnya. Bi Rina mendesah. Jadi tambah ngaceng kont01 Roy, Roy menurunkan tangannya segera mengelus tonjolan di balik celananya itu.
Lagi enak – enaknya mengelus kont01nya sendiri, ada tangan halus menepikan tangannya, lalu menurunkan celananya…oh Bi Lasmi rupanya tak sabar ingin berpartisipasi. Celananya sudah lepas, kini kont01nya mengacung bebas. Roy membiarkan bi Lasmi erbuat semaunya pada kontonya, masih asik menetek. Tangan Roy mengangkat lengan bi Rina, mulai menciumi dan menjilati keteknya, nyaman sekali rasanya.
Kont01nya terasa dibelai, biji pelernya dipijat – pijat cukup lama, enak…membuat Roy merasa rileks dan nyaman, sementara tangan satunya bertugas juga, batang kont01nya dikocok perlahan oleh bi Lasmi. Jempolnya mengelus lembut kepala kont01 Roy mengusapnya dengan penuh perasaan. Sesekali jempol bi Lasmi memainkan lobang pipisnya. Setelah agak lama menggenggam, mengelus dan mengocok dengan tangannya, bi Lasmi mulai memakai jurus lidahnya.
Satu tangannya masih tetap memijat – mijit biji peler Roy. Lidah bi Lasmi mulai menjilati kepala kont01nya, ringan saja, bahkan hanya ujung lidahnya yang beraksi, tapi rasanya sangat nikmat menjalar ke seluruh tubuh Roy. Amboiii….kayaknya bi Lasmi lebih piawai buat urusan Oral pikir Roy. Lidah bi Lasmi mulai bergerak lagi, menjilati batang kont01 dan juga biji pelernya, menggelitik uRina – uRina pada batang kont01nya, Roy samapai merem melek dibuatnya, entahlah, gerakannya santai namun sensasi yang diberikan sangat besar.
Akhirnya mulut bi Lasmi mulai menelan kont01nya, perlahan dari kepala kont01, sampai batangnya, akhirnya amblas seluruhnya…ampuuun…..mulut Bi Lasmi terlihat sesak disumpal kont01nya batin Roy dalam hati. Roy jadi nggak konsen neteknya, sesekali melirik. Mulutnya mulai mengulum, meghisap dan mengemuti kont01nya, mulai mengocoknya, lagi – lagi dengan santai, nyaris tanpa semangat, tapi anehnya kok enak ya terasa bagi Roy. Oh rupanya walau sambil mengulum ujung lidahnya tetap aktif bergerak menjilati. Roy menggoyangkan pantatnya keenakan.
Lalu kembali bi Lasmi menelan kont01nya samapi pangkalnya, mendiamkan sebentar, dan kemudian mengemut dan menghisapnya kuat, Roy merasakan lemas sekli, saking nikmatnya. Hisapan Roy pada pentil bi Rina makin kuat saja seiring rasa kenikmatan yang ia rasakan pada kont01nya. Akhirnya bi Lasmi mulai mengulum dengan cepat, tanpa jeda…entah berapa lama, akhirnya Roy merasakan klimaks, tanpa permisi pejunya muncRina membasahi mulut bi Lasmi.
Roy melepas hisapannya pada pentil bi Rina, mendesah puaaassss…. Bi Lasmi memainkan pejunya sebentar lalu menelannya samapi habis, belum cukup, dijilatinya sisa peju di ujung kont01 Roy. Gila…dihisap sampai ngecret pikir Roy…mantap juga bi Lasmi.
Bi Lasmi beristirahat sebentar, meminum air di gelas yang ada di meja. Bi Rina yang sadar kali ini bukan dia pemeran utama wanitanya, merapikan kutangnya, permisi masuk kamar, capek mau tidur. Roy mengambil remote, mematikan TV, masih duduk di sofa, ia segera membuka kaosnya. Bi Lasmi juga mulai melucuti busananya, kini juga bugi…gil…gil….kont01 Roy segera saja mengeras, Bi Lasmi menatapnya dngan antusias. Bi Lasmi duduk di samping Roy. Dasr nggak sabarn Roy langsung saja tancap gas, mulai meremas – remas teteknya Bi Lasmi tertawa melihat ketidaksabaran keponakannya ini.
”Den sabar dulu, ke kamar saja ya, lebih enak.”
”Ayo..ayo bi.”
Bibinya bangun, Roy mengikuti dari belakan masih saja meremas tetek bi Lasmi yang memang sangat besar, kencang dan menantang.
Sesampainya di kamar bi Lasmi malah ngobrol dulu.
”Den, tadi bi Rina cerita ke bi Lasmi, katanya kamu belum lama ya diajarin sama dia…hebat juga kamu, cepat pandai ya, si Rina juga pintar ngajarnya….”
”Iya…iya..ih bi Lasmi ngobrol melulu…”
”Hehehe…sabar dong, nah kalau bi Rina bisa ngajarin kamu, nanti bi Lasmi juga berharap bisa menambahkan pelajaran lagi deh, biar kamu makin pintar.”
”Iya…iya…ayo deh dimulai pelajarannya.”
”Ih kamu ini, pemanasan dulu kek, maunya langsung nyodok saja…”
Mana mikirin pemanasan sih, dari tadi sudah panas bi, batin Roy.Roy segera menidurkan bibinya, bersiap menindihnya, bi Lasmi malah mendorongnya, membuat Roy berbaring sejajar dengannya, posisi bi Lasmi di depannya. Bi Lasmi memiringkan tubuhnya, mengangkat satu kakinya ke atas, tangannya meraih kont01 Roy, diarahkan ke lobang m3meknya…blesss. Roy segera memompakan kont01nya, sodokannya masih agak santai. M3mek bi Lasmi terasa nyaman, sama nyamannya dengan m3mek bi Rina.
Bi Lasmi menaikkan satu tangannya ke atas, meraih bagian belakang kepala keponakannya itu, didorongnya kepala Roy, bi Lasmi agak memiringkan kepalanya, mulutnya mulai mencium bibir Roy, mulanya santai, lalu makin panas, dan seperti tadi siang, kembali menyedot lidah Roy, kembali membuat Roy kehilanga kendali, sodokannya makin cepat. Bibinya melepaskan ciumannya…ayo Den coba kamu sedot lidah bibi saat berciuman.
Bibinya kembali menciumnya, menautkan dan beradu lidah dengan Roy, Roy berusaha menyedot – nyedot lidahnya, sulit juga…lagi…lagi, akhirnya berhasil, dan ketika Roy menyedot, bibinya balas menyedot…mantaaappp, enak banget rasanya berciuman dengan gaya ini, lidah serasa saling membetot.
Roy melepaskan ciumannya, pandangannya segera menuju ketek bi Lasmi, jarinya segera saja asik mengelus dan memainkan bulu ketek bi Lasmi, pompaan kont01nya sudah stabil. Tapi bi Lasmi segera membimbing tangan Roy ke selangkangannya, menaruhnya di atas tilnya, kalau ini Roy paham, segera saja ia memainkan it1l bi Lasmi yang menonjol, sodokan kontonya juga mulai ia percepat, gemas, mulutnya menciumi ketek lebat bibinya. Jemarinya mengurut – ngurut it1l bibinya dengan cepat, sodokannya makin kuat dan dalam…tetek bibinya bergoyang – goyang.
”Terussss…Den…Pintar. …”
”Arghhhh…..Uhhhhh….Awww… ”
”Yesss…Yesss….Ssshhhh …”
Bibinya mengejang, orgasme. Roy makin beringas, bi Lasmi yang baru keluar jelas kelojotan digenjot Roy habis – habisan, matanya kini merem melek.Sodokan kont01 Roy yang gede, it1lnya yang dimainin, belum lagi kini Roy menambahnya dengan menghisap pentilnya, kuat sekali.
Aaahhh…..suaminya kalah jauh sama keponakannya yang pemula ini. Mulut bi Lasmi mendesah terus. Saat melihat pantat bi Lasmi yang montok, Roy jadi mau nyodok m3mek bi Lasmi dari belakang, seperti di film bokep yang sering ia tonton. Roy berhenti menyodok, bi Lasmi mengambil nafas sejenak, Roy mencabut kont01nya..
”Nungging dong bi…”
”Siapa takut…ayo…”
Bibinya segera nungging, tangannya bertumpu pada kepala tempat tidur. Montok benar pantatnya pikir Roy. Ia segera meyodokkan kont01nya ke lobang m3mek bibinya, gila pakai posisi begini, lobang m3mek bibinya terasa lebih nikmat, terasa lebih sempit dan mencengkram. Roy memompakan kont01nya, matanya asik melihat saat kont01nya menerobos keluar masuk, gemas ia tepok pantat bi Lasmi perlahan, bi Lasmi tertawa kecil. Duniasex ABG
Roy mulai mempercepat pompaannya, plok…plok…plok….bunyi kont01nya saat keluar masuk m3mek bibinya yang sudah basah menambah kenikmatan tersendiri. Belum lagi desahan bi Lasmi. Roy pasangogigi paling tinggi, tanpa pengumuman, ia menyodok dengan cepat sekali dan bertenaga, kedua tangannya memegang pinggiran pantat bi Lasmi, bi Lasmi kelojotan dan mendesah sejadi- jadinya…gimana nggak keenakan, kalau m3meknya disodok dengan penuh semangat begini.
Pantatnya juga bergoyang mengimbangi rasa nikmat. Roy terus memperthankan kecepatan pompaan kont01nya, hampir 4 menitan sejak ia mulai mempercepat sodokannya…makin terasa denyutan pada kont01nya, bibinya orgasme kembali, dan sedetik kemudian kont01 Roy memuncRinakan pejunya. Keduanya terdiam lemas, akhirnya Roy mencabut kont01nya, berbaring dulu memulihkan tenaga, demikian pula bi Lasmi.
”Walah…untung banget bii tadi siang mergoki kamu sama bi Rina, akhirnya bibi bisa ikutan ngerasain enaknya kont01 kamu.”
”Samalah Bi. Roy juga senang bisa nyodok m3mek bibi.”
”Ya sudah istirahat dulu, sebentar lagi kita sambung.”
Dan akhirnya karena bi Rina sedang halangan, selama 4 hari ke depan Roy diboyong bi Lasmi untuk menginap di rumahnya, bahkan nambah satu hari. Bi Rina yang sebal karena bi Lasmi curang nambah jatah Roy nginap sehari lagi itu, segera memboyong Den kembali ke rumahnya.Pendeknya sisa liburan ini benar – benar menyenangkan dan membahagiakan mereka bertiga.
Roy nampak termenung, ia bukannya tak sadar liburannya akan berakhir. Senin besok ia harus kembali sekolah. Dan sekarang hari Sabtu. Sengaja ia tak menjawab telepon ibunya atau membalas SMS ibunya. Ia tak mau pulang. Tapi pagi ini ia mau tak mau harus menjawab telepon mamanya..
”Aduh anak ibu tak ingat pulang ya..? Ditelepon tak menjawab, SMS tak dibalas.”
”Ingat bu…besok Minggu pagi Roy pulang.”
”Sayang ayahmu sibuk tak bisa jemput. Ibu juga repot. Oh ya, ibu sudah urus daftar ulang sekolahmu.”
”Iya..bu. Sudah dulu ya bu. Besok pagi Roy pulang.”
”Den…Den…nanti dulu dong, ibu kan masih kangen lama tak ketemu kamu. Kamu sakit ya, kok lemas banget.”
”Nggak bu..sudah ya…bye.”
Roy mematikan HP-nya mencari bibinya. Mengabarkan ia akan pulang. Malamnya Bi Lasmi sengaja dan niat banget buat nginap. Sore – sore si Ucil sudah tidur, jadilah sepanjang sore sampai tengah malam, Roy, bi Rina dan bi Lasmi mengadakan acara pesta perpisahan yang panas.
Paginya Roy pamit pulang, sedih hatinya. Ia mencium pipi kedua bibinya, nggak enak cium bibir ada Ucil. Si Ucil juga nampak sedih. Mereka mengantar kepulangan Roy. Menunggu angkot yang ke terminal. Roy berharap angkotnya tak akan pernah lewat, tapi tak lama angkot lewat, Roy naik melambaikan tangan….sedih sekali hatinya.
Rina duduk termenung, agak anaeh rasanya setelah sebulan lebih terakhir ini ia menghabiskan waktu bersama keponakanya tersayang, Roy, kini rumahnya sepi kembali. Hanya ia dan anaknya Ucil. Rina diam saja melamun memikirkan Roy. - Selesei

Share :

Facebook Twitter Google+
0 Komentar untuk "Cerita Sex Mesum Dan Nakalnya Mbak Rina Saat Digoyang Di Ranjang"

Back To Top -->